1.7.10

How We Used to be..


"I've just remembered about my second home here. When I can see you everyday. When we shared our tears, laughter, and happiness. This story is just a part of our lives. Just for reminds us how we used to be."

Sekolah memang dimulai tepat jam 7 pagi. Tapi nyatanya, di kelas kami, jam 7 kurang 5 aja cuma ada segelintir anak yang udah dateng. Salah satunya yang paling suka dateng pagi adalah
Hera Velani yang hobinya menelepon sambil menunggu bel berbunyi. Doi punya temen sebangku bernama Ratumas Vikasya Vioravanti yang biasa disapa Kasya saking susahnya nama dia disebut. Kasya, yang notabene salah satu cewek terajin di kelas, sering banget diadeuhin sama.. (musik mengalun di kejauhan) YAP! Egyta Widyapina, sang maskot kelas. Namanya yang terdengar sedikit "feminin" bertolak belakang sekali dengan perawakannya yang cowok tulen. Maklum, cita-citanya adalah menjadi seorang polisi. (wooowww woooww) Si Bang Egyt ini duduknya nomaden, hampir sama seperti kebanyakan cowok-cowok di kelas. Tempat duduk yang kosong ya adalah tempat duduknya hari itu. Besok lain lagi. Di antara cowok-cowok nomad seperti itu, hanya ada DUA makhluk mars yang betaaah banget duduk sebangku berdua selama dua tahun berturut-turut, mereka adalah Cipta Nugraha dan Rhizky Ramadhan. Cipta, sang KM di kelas ternyata mantan Ketua ITHRI periode 2008/2009. Wiiiw *standing ovation. Sedangkan Kira, sapaan akrab Rhizky, beberapa minggu sebelum UN mengalami kejadian naas yaitu, lengannya kanannya retak pas dia lagi mengendarai motor. Tapi untungnya, UN berjalan dengan lancar ya, Kir!! *wink

Lanjuuuuut. Tepat di depan mereka berdua, duduklah dua sosok wanita-wanita berjilbab nan alim, yaitu
Ratu Yaumilla dan Berliana Anggun Dewinta. Eh tapi kalau diperatiin Berli is not as alim as you see (apasih) karena kalau dia sedang bercerita paaaasti menimbulkan sebuah kehebohan karena suaranya yang toa! Haha. Lain lagi dengan Mila, sapaan akrab Ratu Yaumilla. Yang ini emang beneran alim..

Next. Kalau diitung-itung, wanita berjilbab di kelas kami ada sampai 6 orang. Yang tiga udah kesebut, yaitu Hera, Berli, dan Mila. Tiga lainnya adalah
Tiara Khairunisa, cewek yang seriiiing banget dicengin sama seisi kelas karena kehebohannya kalau teriak. Pencet saja hidungnya jika Anda ingin mendengar teriakannya! Haha. Selain itu, ada Hapsari Rahmawati yang doyan ber-BB ria. Bayangkan!! BB Gemini digantikan oleh BB Bold, how expensive they are. Gue satu aja gak kebeli.. (curhat) Nah, di sebelah si HapHap ini, duduklah seorang wanita yang manis dan alim juga berbakti kepada orang tuanya.. haha. Gak ding. Bingung ah ngedeskripsiin diri sendiri. Nah si "Gue" ini punya pacar yang tiga tahun berturut-turut sekelas, yaitu Alfian Rinaldi. Hehe (malu sendiri). Sering diledekin sama wali kelas kami sendiri.. Nasib.

Oh iya, ada kabar baik, selain kami berenam yang berjilbab, kita kedatangan dua teman baru yang baru saja mulai berhijab yaitu Kasya dan
Nurul Alfiah! Welcome.. Welcome.. :) Nunu yang notabene pengen jadi guru ini sebangku sama Zara Mayra, putri dari guru PKN kita, ibu guru Elinda (sebut merek deh). Nah, mereka berdua ini sejajaran dengan teman-teman mereka yang lain yang seneng banget ngadain arisan setiap hari. Bayangin, daily!! WTH laah. Tapi arisannya gitu doang kok, ngocok tempat duduk, yang sial gak bakalan dapet temen sebangku soalnya jumlahnya ganjil haha. Di antara mereka ini ada Wiesye Vania Wulandari, cewek paling dewasa di kelas ini. Ngomongnya haluus banget, sampai bikin cewek-cewek lain pada ngiri (atau gue doang? hiks) Sebelahnya Wiesye, duduklah Arie Dwi Pamungkas, yang termasuk salah satu cewek terajin juga di kelas. Selalu baik dan ramah pada siapa saja. Haha. Nah, sisa di barisan ini adalah cowok-cowok gahul, yaitu Reyaza Ichwan, sang (calon) ahli politik karena dia sudah diterima di Unpad Ilmu Politik, Saudara-saudara.. Bravo! Dua temannya yang lain adalah Widy Putra yang akan menjadi calon seniman karena seneng banget gambarin tangan orang make spidol dan Arya Lintang Syabil Widodo, sang pembuat heboh kelas dengan joke-jokenya.

Nah, karena murid di kelas kita yang "hanya" berjumlah 35 orang (mirip-mirip SBI laah haha ngarep deh) pasti ada satu orang yang bakalan duduk sendiri, orangnya adalah:
Megista Novinagari, yang sebentar lagi akan dihukum. Loh kenapa? Ya karena dia ambil Hukum di Unbraw, Saudara-saudara.. Di belakang Megi, duduklah empat cewek gahul yang kemana-mana bareeeng terus. Mereka adalah Dinika Nurannisa, Keke Nur Aprilia, Lestari Risnawati, dan Dinar Farahdilla. Ngomong-ngomong gahul, masih ada dua cewek yang modis yang belum kesebut, mereka adalah The Sisters, Oktavia Ovi dan Mutiara Delani Antaras. Pinjem kaca? Ke Ovi/Muti aja. Minta parfum? Ke Ovi/Muti aja. Pinjem sisir? Yah lengkap lah pokoknya mah.. Mereka sering rumpi bersama kawan-kawan mereka, apalagi saat jam pelajaran kosong. Salah satunya adalah bersama Fitri Nurbani, bocah kelahiran '93 ini pindahan dari Makassar. Meskipun dia udah lulus SD dari beberapa tahun yang lalu, panggilan OCI tetap melekat pada dirinya, padahal itu nama panggilan dikasih guru SD-nya waktu kelas 4! Haha. Sebelah Oci, duduklah Ginka Saraswati Karesian yang kalau ketemu gue pasti nyanyi-nyanyi Ijo Daun gak jelas haha. Di depan Ginka, duduklah sang jagoan basket kita, Irma Yunita! *tepuk tangan. Mair ini udah diterima di UNJ jurusan Pendidikan Olahraga. Memang, jiwa olahraganya sangat terasa.

Nah, kalau ngomongin bocah di kelas, juru kuncinya adalah Ardhi Evan. Gara-gara dia ikutan aksel pas SMP, umurnya sekarang bahkan belum 17.. (ngiri). Teman sebangkunya adalah Muhammad Ilham. Di belakang mereka duduklah Fajar Akhmad Winataharja yang walaupun rumahnya deket, selalu datang ngaret.. *geleng-geleng. Mereka ini semuanya suku nomad, jadi gak bisa disimpulkan siapa teman sebangku siapa yang permanen, termasuk yang sebentar lagi akan pergi ke Jogja, Arga Gendy Perdana dan tiga teman kita lagi yang masih tersisa. Mereka adalah Sandro Julio yang seriiing banget bawa barang dagangan ke kelas. Asiknya, barangnya selalu berbeda tiap hari! Haha (I miss the light-up candy, Ndro) dan Bernard Immanuel Marampa, yang gara-gara perkataannya yang sering ngomong: "mana esensinya.." sekarang ia terdampar di Filsafat UI. Sama seperti Bernard, Tito Dwi Wirawan pun kini sefakultas dengannya di FIB UI jurusan Ilmu Sejarah, it means, sama gue juga :)


NO OFFENSE NO DEFFENSE. SEMUANYA HANYA UNTUK KENANG-KENANGAN HAHA. SELAMAT JALAN KAWAN-KAWAN. Take Care :)

DR