30.7.10

30 Juli 2008

Dear Eci,

Apa kabarmu di sana? Sekarang tepat dua tahun sepeninggal kamu.. Dan aku masih sering menangis jika teringat kamu. Aku mau nyari kamu, tapi harus ke mana? Kita begitu jauh dipisahkan oleh ruang dan waktu. Gak ada celah untuk kita bisa berjumpa lagi seperti dulu.

Dear Eci,

Mungkin ini jalan yang terbaik dari Tuhan untukmu. Untuk kita. Aku juga berusaha untuk menerima ini semua dengan hati yang ikhlas, meski kadang hati ini sulit menerimanya.

Dear Eci,

Mungkin kalau saat ini kamu masih bisa berdiri di hadapanku, aku pasti akan bertanya padamu, "Eci ambil kedokteran di mana?" Aku nggak pernah sekalipun lupa sama cita-cita kamu yang ingin menjadi seorang dokter. Aku suka dengan kegigihan kamu dalam memperjuangkan dan mewujudkan cita-cita kamu. Tapi sekarang, cita-cita hanyalah tinggal cita-cita. Bahkan kamu pergi sebelum hal tersebut sempat terwujud.

Dear Eci,

Aku merindukan kamu.. Apa kamu rindu sama aku? Aku yakin, kalau kamu berada di sini, pasti kamu akan bangga dengan kami, sahabat-sahabatmu, yang kini telah berhasil lulus dari SMA. Meskipun kamu nggak bisa ikut bersama kami di sini, tenang aja ya sayang, kami janji, kami akan meneruskan cita-cita kamu..

Dear Eci,

Di mana pun kamu berada sekarang, aku selalu berdoa untuk kebahagiaan kamu. Semoga Allah senantiasa menyayangi dan melindungi kamu. Semoga juga jalanmu selalu diterangi oleh para malaikat-malaikat ke tempat yang paling indah di sana.

Dear Eci,

Kapan-kapan main ya ke mimpi aku. Kamu udah jarang main sekarang. Setiap aku mimpiin kamu, aku selalu merasa dan berharap bahwa kamu masih ada di sini. Tapi ternyata, kamu memang masih ada. Kamu selalu ada dan selalu hidup bersama kami, di hati kami, orang-orang yang mencintaimu..

Dear Eci,

Gak ada lagi yang bisa mempersatukan kita kini, kecuali doa kami padamu, yang akan terus menerangi jalan kamu..

Dear Eci,

Selamat jalan sayang, selamat jalan kawan.


DR